Warga Tarim dan Tarekat Qadiriah
![]() |
| Habib Umar sedang Membaca Biografi Syekh Abdul Qadir Jaylani |
Sebelum munculnya Tarekat Alawiyah yang kini menjadi ciri khas spiritual masyarakat Hadramaut, terlebih dahulu telah tumbuh subur ajaran Tarekat Qadiriah di bumi para wali itu—tanah yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya Nabi Hud ‘alaihissalam. Sejarah mencatat, pengaruh ajaran Syekh Abdul Qadir al-Jailani (w. 561 H/1166 M) telah sampai ke Hadramaut sebelum lahir ulama besar Al-Faqih al-Muqaddam Muhammad bin Ali Ba‘alawi (w. 653 H), pendiri Tarekat Alawiyah. Ketika Al-Faqih al-Muqaddam menata kembali kehidupan spiritual masyarakatnya, beliau tidak menolak tarekat yang telah ada, melainkan menggabungkan nilai-nilai luhur dari berbagai jalan sufi—termasuk Qadiriah, Rifa‘iah, dan Shadziliah—ke dalam satu corak ajaran yang kelak dikenal sebagai Tarekat Alawiyah.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Hadramaut beralih secara bertahap kepada Tarekat Alawiyah, bukan karena penolakan terhadap Qadiriah, tetapi karena keserasian metode Alawiyah yang berpadu dengan kehidupan sosial, keilmuan, dan keturunan para habaib. Bahkan keturunan Syekh Abdul Qadir al-Jailani sendiri yang hidup di Hadramaut—seperti keluarga Al-Jaylani di Tarim—turut mengikuti manhaj Alawiyah tanpa meninggalkan kecintaan terhadap leluhur mereka. Haul tahunan untuk mengenang Syekh Abdul Qadir kini telah memasuki tahun kelima di Tarim. Acara ini dipelopori oleh keluarga Jaylani, yang juga mereka membantu kami dalam mengajar di kalangan da‘i Dawateislami Yaman.
Haul pertama diadakan pada tahun 2021 dan mendapat kehormatan dihadiri oleh para ulama besar seperti Habib Umar bin Hafiz dan Habib Umar Jaylani, Mufti Syafi‘i di Makkah pada masanya. Tahun demi tahun, tradisi ini terus berlanjut—diwarnai kehadiran tokoh-tokoh seperti Habib Muhammad al-Habsyi, Habib Musa Kazim, dan kembali Habib Umar bin Hafiz yang untuk ketiga kalinya menyampaikan mau‘izhah tentang kemuliaan Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan pengaruh ajaran beliau yang melintasi batas dunia Islam.
![]() |
| Suasana Haul Syekh Abdul Qadir Jailani di Tarim Yaman |
Aku sendiri adalah bagian dari Tarekat Qadiriah. Namun, di Tarim aku belajar mencintai Tarekat Alawiyah dengan segala keindahan akhlaknya. Para pengikut Alawiyah tak hanya setia pada manhaj mereka, tetapi juga memuliakan tarekat lain dengan adab yang luar biasa. Habib Umar bin Hafiz menjadi salah satu teladan dalam hal ini; tiga tahun berturut-turut beliau memuji dan menguraikan sejarah Qadiriah dengan penghormatan yang mendalam. Dalam setiap kalimat beliau, terasa seolah kedua tarekat besar ini bukan dua arus yang berseberangan, melainkan dua sungai yang sama-sama bermuara pada samudra cinta Ilahi.
Semoga keberkahan Syekh Abdul Qadir al-Jailani terus mengalir kepada siapa pun yang meniti jalan beliau—baik melalui Qadiriah, Alawiyah, atau jalan apa pun yang membawa hati menuju Allah.



1 komentar
request tentang berkembangnya tarikat naqasyabandiah khalidiyah di Aceh
BalasHapusPosting Komentar