MENGUNGKAP KEISTIMEWAAN & MENJAWAB FITNAH TENTANG ZIARAH NABI HUD
Oleh : Teungku Syarif Attari
![]() |
Makam Nabi Hud di Berbagai Negara |
Ziarah Akbar Nabiyulah Hud adalah tradisi turun-temurun masyarakat Yaman yang digelar pada bulan Sya’ban. Penduduk Hadhramaut rutin setiap tahun menziarahi bersama-sama makam Nabi Hud yang diutus untuk kaum A’d ini, Allah memuliakan perjuangan Nabi Hud dengan menyebut namanya dalam Al-Quran sebanyak 7 kali dan namanya dijadikan nama salah satu surat dalam Al-Quran.
Ibn Hajar (w.852 H) menyebutkan dalam Fathul Barri nasab Nabi Hud yaitu Hud bin ‘Abdullah bin Rabbah bin Al-Jarud bin ‘Ad bin Aush bin Iram bin Sham bin Nuh[1] bersambung sampai ke Abu Basyar yaitu Nabi Adam.
Nabi Hud diutus untuk mendakwahi bangasa ‘Ad yang terkenal dengan kaum terkuat sepanjang sejarah dunia, kaum pencetus arsitektur dengan membangun kota Iram dan mengukir gunung batu menjadi rumah mereka, kaum ‘Ad ini juga dikenal dengan kaum yang pertama berbicara bahasa Arab.[2] Setelah badai yang menimpa kaum Nabi Nuh, yang pertama menyembah berhala adalah kaum ‘Ad, sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-A’raf ayat 650-72.
Hasil dari penelitian Madain Project kaum A’d mendirikan kerajaan 'Ad di Arab Selatan antara abad ke-10 SM dan abad ke-3 M. Nabi Hud diutus untuk berdakwah di daerah bernama Al-Ahgaf, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahgaf Ayat ke-21 :
وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Ingatlah saudara (kaum) ‘Ad (Hud) ketika dia mengingatkan kaumnya (yang tinggal) di (lembah) Ahqaf. Sungguh, telah berlalu para pemberi peringatan sebelum dan setelahnya. (Dia berkata,) “Janganlah kamu menyembah selain Allah. Sesungguhnya aku khawatir nanti kamu ditimpa azab pada hari yang besar.”
Mengenai letak Al-Ahgaf menurut pendapat Ibn ‘Abbas (w.68 H) & Ibn Ishaq (w.768 H) “Al-Ahgaf adalah pasir antara Oman sampai ke Hadhramaut”.[3] Ini selaras dengan argument dari Ibn Katsir (w.700 H), Imam At-Thabari (w.310 H) dan Imam Baghawi (w.516 H). Sayyid Salim as-Syathiri (w.1439 H) mengatakan “Al-Ahgaf terletak di Hadhramaut tanpa ada perdebatan”.[4]
Ketika penulis bertamu ke kediaman Prof. Dr. al-Habib Abdullah Baharun pada malam Jum’at 22 Februari 2024, beliau menjelaskan bahwa “Makam-makam Nabi Allah semua ada khilaf tentang letaknya kecuali hanya satu makam yang sudah tidak ada perdebatan yaitu makam Rasulullah, tetapi makam nabiyullah Hud di sini adalah benar adanya dengan Kasyaf para ulama...”. Dari ini kita tidak kaget lagi jika ada statement dari manhaj sebelah bahwa makam Nabi Hud di Hadhramaut tidak ada jasadnya alias palsu, mereka berargument bahwa makam nabiyullah Hud ada banyak di dunia.
Untuk masalah tempat makam Nabiyullah Hud ada banyak versi dan penulis disini akan membeberkan mana yang lebih benar menurut para Ahli tafsir, Ahli hadist, sejarawan, arkeolog.
Makamnya ada yang mengatakan di :
1. Kerajaan Saudi Arabia, makamnya di dekat sumur Zam-zam, ini pendapat Muhammad ibn Sabit, tapi pendapat ini ditolak karena dalam Masjidil haram tidak ada satupun makam nabi.
2. Palestina, ini pendapat ‘Abdul Wahab bin Najjar di Qisasul Anbiya.[5] Habib ‘Ali Husen al-‘Idrus telah mengkaji kitab-kitab tarikh Palestina tapi beliau tidak mendapatkan satupun kabar tentang keberadaan makam nabi Hud di Palestina.
3. Suriah, di Damaskus tepatnya di dinding Mesjid Umayyah, pendapat ini di tolak mentah-mentah oleh Ibn Taimiyah, beliau mengatakan dalam fatwanya, “Bahwa makam yang dinisbatkan ke nabiyullah Hud ada di Damaskus itu bohong dengan ittifaq ahli ilm”.[6]
4. Iraq, di pemakaman Wadi Salam dekat makam sayyidina ‘Ali bin Abi Thalib, Habib ‘Ali Husen al-‘Idrus mengatakan dalam kitabnya setelah beliau meneliti berbagai kitab tarikh Irak “Pendapat ini tidak ada dalil”.[7] Bahkan beliau menanyakan kepada beberapa Ahli Ilm Iraq dan mereka belum mengetahui pendapat ini, dan mereka mengatakan bahwa yang lebih masyhur adalah di Hadhramaut sebagaimana petunjuknya ada dalam al-Quran.
5. Yordania,
6. Salalah, Oman. Pendapatan nomor 5 dan 6 juga tidak ada dalil yang valid.
7. Syi’ib Nabiyullah Hud, Hadhramaut, Yaman. Dari semua pendapat ini ulama paling banyak membenarkan di Hadhramaut, seperti pendaptanya Ibnu Batutah (w.700 H) yang telah menjelajahi 44 negera dengan jarak perjalanan sampai 120.000 km, bahwa yang paling ashah (kuat) makam nabiyullah Hud ada di Hadhramaut.[8] Untuk referensi lainnya akan saya jelaskan berikut ini.
Dasawarsa ini banyak yang menyebarkan fitnah tentang letak makam Nabiyullah Hud, bahkan ada yang menyebarkan statemen bahwa makam Nabi Hud itu makam palsu yang tidak ada sumber dalilnya dan mengkafirkan para penzirah, penjustifikasian seperti ini sangat fatal. Padahal tentang letak makam Nabi Hud sudah dijelaskan dengan detail oleh para ahli tafsir Al-Qur’an dan sejarawan klasik.
Bahkan dari sebelum Masehi makam nabi Hud sudah pernah diziarahi oleh Nabiyullah Sulaiman dan Dzulkarnain sebagaimana dikatakan oleh Wahhab bin Munabbih bin Kamil (w.114 H) seorang tabiiin dari San’a.[9]
Sesudah memasuki tahun Masehi di Makam Nabiyullah juga rutin dibuat pasar tahunan setiap Nisfhu Sya’ban di kaki bukit nabiyullah Hud.[10] Ini sudah self-evident menunjukkan bahwa makam nabiyullah Hud terjaga dari masa kemasa sebagaimana dikutip dari kitab-kitab sejarah kuno, bahwasanya makam nabi Hud adalah makam paling lama yang ada di dunia yang dikenal dengan mutawatir sejak lebih dari 4000 tahun yang lalu.[11]
Dalil yang paling kuat adalah hadits dari Abi ath-Thufail Amir bin Watsilah (Sahabat Rasulullah yang paling terkahir wafat) beliau meriwayatkan dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a. hadist ini diriwiyatkan oleh Ibn Jarir At-Thabary (hadis nomor 13803)[12] dan Imam Bukhari juga meriwayatkan hadist ini (nomor 407). [13] Imam Ibnu Katsir mengatkan “Dari hadits tersebut dapat diambil penjelasan bahwa tempat tinggal (kaum ‘Ad) di Yaman, dan nabi Hud dimakamkan di sana”.
Sebenarnya nama Hud tidak ditemukan dalam Bible dan Taurat tapi Eber mereka anggap tokoh yang sama dengan Nabi Hud. Penganut Baha’i[14] mempercayai bahwa Hud adalah salah satu Nabi. Hud tidak dianggap nabi oleh agama Yahudi dan Kristen berbeda dengan Islam.
Setelah Agama Islam dibawakan oleh Khatamun Nabiyyin baginda Rasulullah, dan kisah nabiyullah Hud disebutkan dalam Al-Quran, maka dari itu semakin bertambah ummat memuliakan nabiyullah Hud, ketika Islam masuk ke Yaman pada tahun 10 Hijriah makam nabiyullah Hud sudah mulai diziarahi oleh muslimin Ibadiah[15], penduduk Hadramaut juga menziarahinya seperti fam keluarga al-Khatib, Abi Hatim, Bafadhal, Basyarahil, fam Ba’abbad berjasa besar dalam membangun komplek Mughis (Tempat Nabi Hud tinggal bersama kaum ‘Ad kedua atau dikenal dengan Syi’ib Hud), hingga datang Imam Muhajir (w.345 H).
Habib Salim as-Syathiri menjelaskan dalam kitabnya Nailul Maqsud[16] bahwa ziarah nabiyullah Hud sangat terjaga dari masa kemasa, abad ke abad sampai sekarang. Keturunan Imam Muhajir terus melestarikan ziarah ini sampai masa Faqih Muqaddam (w.653 H), anaknya Faqih Muqaddam ‘Alawi (w.669), Ali bin ‘Alawi (w.709), Imam Muhammad Mauladawiileh (w.865), Imam Abdurrahman as-Segaf (w.819), Imam Umar Muhzar (w.833), Imam Abu Bakar Sakran (w.861), Imam Muhammad bin Hasan Jamalullail (w.866), Imam Abdullah al-‘Idrus (w.865), Imam Syaikh ‘Ali bin Abu Bakar (w.895), Imam Abu Bakar Al-Adni (w.914), Alawi bin Ali bin as-Sakran (w.897), Abdurrahman as-Sakran (w.1037), Imam Syihabuddin (w.946), Imam Syekh Abi Bakar bin Salim(w.996),
Pada abad ke-11 sampai abad ke-14 Hijriah, ziarah ini dipimpin oleh ulama- ulama pada masanya seperti Imam Abdullah al-Haddad (w.1136), Imam Abdurrahman bin Abdullah Balfaqih (w.1126), Husen bin Abdullah Balfaqih (w.1213), Ali bin Abdullah Balfaqih (w.1248), Imam Abdulah bin Husen Balfaqih (w.1266), Ahmad bin Ali Balfaqih (w.1289), Muhammad bin Ali Balfaqih (w.1299), Muhyiddin bin Abdullah Balfaqih (w.1323), Ahmad bin Muhammad Balfaqih (w.1348), Hasan bin Muhammad Balfaqih (w.1345). Imam Ahmad bin Zain al-Habsy (w.1145), Imam Hamid bin Umar Hamid (w.1209), Imam Ali bin Muhammad al-Habsyi (w.1333), Imam Ahmad bin Hasan al-Attas (w.1334), Imam Abdullah bin Umar as-Syathiri (w.1361), Umar bin Ahmad as-Syathiri (w.1350).
Pada Abad ke-15 hijriah ini ziarah terus dilaksanakan dengan ikuti oleh puluhan ribu pengunjung dari 5 benua, ulama-ulama yang menjadi paku ziarah abad ini seperti Habib Abdullah bin Muhammad bin Alwi (w.1439 H), Habib Salim as-Syathri (w.1439 H), Habib Ali Masyhur (w.1441 H), Habib Abu Bakar al-Adni (w.1444 H), dan ulama sepuh Yaman yang masih meziarahi tahun-tahun ini seperti Habib Abdullah Baharun (Rektor Universitas al-Ahgaf), Habib Alwi al-Attas, Syekh Muhammad Khatib, Habib Abu Bakar Balfaqih, Habib Alwi as-Syathri, Habib Ali bin Abdullah al-Hamid, Dr. Abdurrahman bin Taha al-Habsy, Dr.Abdullah al-Idrus, Habib Ali bin Muhdhar al-Masyhur, Prof.Dr.Muhammad Abdul Qadir, dan ulam-ulama dari berbagai belahan dunia dan tentunya di ikuti oleh ulama paling berpengaruh di dunia tahun 2023 Habib Umar bin Hafiz.
Keistimewaan Ziarah Hud sangat banyak, diantaranya :
1. Kalam Habib Salim bin Hafiz bin Syekh Abu Bakar (Kakek Habib Umar bin Hafidz)
“Sesungguhnya amalan Salafus Saleh untuk menolak kemudharatan dan mendatangkan manfaat adalah Ziarah Nabiyullah Hud, atau membaca surat Yasin 41 kali di makam Faqih Muqaddam, atau membaca sahih Bukhari di Mesjid Ba’lawi, atau membaca 1000 kali shalawat munjiyah, atau membaca Ya Latif 16.000 kali”.[17]
2. Habib Alwi bin ‘Idrus bin Syihab mengatakan “Barangsiapa yang menziarahi Hud dan menetap disana 4 hari niscaya Allah akan memakaikannya dengan hiasan batin”[18].
3. Bagi para perindu wali-wali dari Hadramaut maka akan menjadi air pemulih dahaga akan rindu ke mereka seperti melihat gunung-gunung yang pernah dilihat oleh para Arif Billah dahulu, ini sebagaimana Habib Idrus mengatakan kepada hadirin dan saudaranya.[19]
4. Ziarah rambut yang mulia, rambut Rasulullah di tempat Munsib al-Habsyi
5. Bisa mengikuti kajian dan khataman kitab-kitab hadist
6. Tak hanya itu ziarah akbar ini juga menjadi pemersatu kabilah-kabilah di Yaman, menjadi wadah silaturrahim nasionalnya Negeri Ratu Balqis ini, dan khususnya antara sebagian masyarakat Yaman Utara dan masyarakat Yaman Selatan.
7. Di Hadramaut ada lebih dari 45 negera pelajar berkumpul disini, cuma ketika ziarah akbar Hud ini semuanya berkumpul dari semua ribath dan universitas yang ada di Hadramaut.
8. Tempatnya memperbaiki diri, tempatnya taubat nasuha,
9. Selama 3 hari penuh setiap saat akan dimanjakan dengan ceramah-ceramah agama
10. Jika para peziarah datang ke Hadhramaut membutuhkan sekitar 15 hari lebih baru bisa menziarahi sebagian ulama-ulama yang ada di bumi wali ini, tapi di Syi’ib Hud hanya dalam 3 hari para peziarah bisa melihat, bersalaman, meminta doa mereka, duduk satu majelis dengan mereka, berzikir, tahlil, membaca al-Qur’an, dan talbis ke berbagai peninggalan ulama dahulu.
11. Bisa memberikan salam langsung di makamnya Nabiyullah Hud
12. I’tikaf di berbagai mesjid yang penuh berkah
13. Yang terakhir kami tutupi keistimewaan ziarah Hud dengan syair dari Habib Umar bin Hafidh
زوّار هود النبي بشراكم بالمنح
امداد مولاي في ذا الشعب كم قد منح
Peziarah Nabi Hud alangkah beruntungnya kalian dan bahagialah
Alangkah banyaknya anugerah Tuhan di Lembah (Hud) yang telah diberikan.
Referensi :
[1] Tarikh at-Thabari 1/216, Tafsir at-Thabari 12/503, bidayah Wanihayah 1/120, ‘Araisyh Majalis 61, al-Kisai 103.
[2] Dar Mansur 3/484.
[3] Mu’jam Buldan 1/155, Tafsir Al-Qasimy 5/114, Himayah Rasulullah 1/65.
[4] Nailul Maqsud hal.70.
[5] Qisasul Anbiya hal.53
[6] Fatawa 27/431
[7] Raddul Muhkam al-Matin hal.220
[8] Rihlah Ibnu Batutah hal.109
[9] Tijaan Fii Muluuki Himyar,hal:40
[10] Aswaq ‘Arab Fil Jahiliyah wal Islam hal. 267.
[11] Nailu Maqsud hal.48-49
[12] Jami’ul Bayan 8/507
[13] Taarikh Alkabir 1/135
[14] Baha’i adalah agama monoteistik yang menekankan pada kesatuan amalan bagi seluruh manusia, agama ini didirikan oleh Mirza Husein-Ali Nuri pada tahun 1863 di Iran.
[15] Ibadi atau ibadiyah adalah salah satu aliran Islam sempelan khawariz yang lahir 60 tahun setelah wafatnya Rasulullah.
[16] Nailul Maqsud Fi Masyruiyah Ziarah Nabiyullah Hud (hal.95-98)
[17] Kitab an-Nujum Zahirah hal.168
[18] Kitab Ziarah Nabiyullah Hud, karya mazmuah pelajar Darul Musthofa hal.5.
[19] Kitab Amal Salaf Fi Ziarah Nabi Hud hal.18
Tidak ada komentar
Posting Komentar