Habib Abdurrahman bin Hafidh, adalah ulama besar Tarim anak dari Grand Mufti Al-Habib Ali Masyhur kakak kandung Habib Umar bin Hafifh. Beliau adalah salah satu ulama terkemuka yang aktif menyebarkan nilai-nilai Islam di berbagai belahan dunia. 

Habib Abdurrahman merupakan Imam besar Mesjid Jami' Tarim, sebagaimana kita ketahui, mesjid terbesar dan pusatnya kota Tarim tidak sembarang orang yang di angkat menjadi Imam Shalat di sana, bahkan dulu mesjid ini saf pertamanya ketika shalat Jum'at hanya di isi oleh para Mufti yang sangat alim dalam Fiqh. 

Ribuan jama'ah beliau pimpin, dan beliau juga aktif memimpin maulid setiap malam Ju'mat setelah shalat Maghrib yang dihadiri oleh ratusan orang, dan setelah pembacaan maulid Nabi, Habib Abdurrahman menyampaikan ceramah, dan hebatnya beliau setiap belaiu ceramah pasti ada orang yang menangis. 

Tak hanya, menjadi Imam dan Khatib, beliau juga aktif mengajar di berbagai lembaga pendidikan yang ada di Tarim Hadhramut Yaman. 

Beliau ini adalah habib yang dari Yaman yang pertama saya kenal. Sebelum datang ke Indonesia Habib Abdurrahman bin Hafidh, sudah mengisi undangan daurah di berbagai negara seperti Thailand, Singapura & Malaysia. Dan di undang ke Indonesia oleh jama’ah majelis Muhubbinnya di Medan, Sumatera Utara.

"Beliau datang ke Aceh hanya karena undangan Allah, dengan melihat Aceh sudah mendung maka beliau saya ajak ke Aceh untuk menyinari nya kembali" ujar Habib Sayyid Salim Al-Attos pendamping beliau dari Malaysia yang juga berketurunan Yaman dengan kalimat yang begitu penuh makna. 

Sampai di Aceh tepatnya Dayah Mini di Alue Naga, Habib Abdurrahman Bin Hafidh disambut hangat oleh ulama ulama muda Aceh seperti Tgk H. Fadhli Rahmi L.c selaku Ketua IKAT, Tgk H. Umar Rafsanjani Lc, M.A selaku Pimpinan Dayah Mini, Tgk Mustafa Husen Jubir FPI Aceh, Tgk Balia selaku Tokoh Muda Aceh. dan masih banyak lagi ulama-ulama muda yang hadir untuk menyambut Habib Abdurrahman bin Hafidh.

"Harapan kami selaku tuan rumah (Dayah Mini) semoga dengan sebab kedatangan Habib itu menjadi suatu moment penting dalam sejarah perjalanan Dayah untuk menuju garis kejayaan di masa yang akan datang, semoga santri-santri perdana kami saat ini bisa termotivasi penuh dan istiqamah dalam menuntut ilmu Allah dengan hadirnya salah satu  keturunan Rasulullah SAW yang penuh berkah itu" harap Tgk Umar Rafsanjani selaku pimpinan Dayah tersebut.

Habib Abdurrahman bin Hafidh juga mengharapkan "Semoga Santri-santri kita bisa menyambung misi dan visi para Habaib yang selalu mengedepankan sikap moderat dan lemah lembut dalam menyampaikan dakwahnya" ujar beliau dengan bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Tgk Fadhli Rahmi.

Walaupun dengan sangat sederhana tetapi Habib ini sangat mengapresiasi penyambutan dan layanan para tokoh setempat dalam melayani beliau beserta rombongan selama bertamu di Dayah Mini tersebut. sampai-sampai Sayyid Salim Al-Atthos  dengan cerianya mengatakan "Kullu Makan, Makan" yang artinya "Di setiap tempat pasti ada makan" dengan ciri khas bahasa beliau Melayu bercampur Arab.

Cacatan Teungku Syarif
Banda Aceh. 19 Februari 2018.

Tulisan tambahan. saat ini (Tahun 2024), saya sering shalat berjama'ah dengan Habib Abdurrahman, dan juga pernah mengundang beliau di acara kami haul Syekh Abdul Qadir Jailani di tarim Yaman. 

Habib Abdurrahman saat ini masih menjadi imam besar mesjid sakral Kota seribu wali ini. 



(Doc  Habib Abdurrahman bin Ali Masyhur bin Hafidh bersama Ulama-Ulama Muda Aceh)