Siapa sih yang tidak ceria dan senang dengan datangnya hari raya Idul Fitri? Hampir semua muslimin bersenang gembira merayakan hari suci ummat muslim ini, tapi tau ga sih? Orang Pakistan kebanyakan di malam hari raya mereka malah menangis, alasannya sangat menarik.
Ini adalah beberapa alasan orang Pakistan menangis di Malam Hari Raya setelah saya riset langsung pada Idul Fitri tahun 2018 di Karachi dan beberapa keunikan Idul Fitri di Pakistan :
![]() |
Suasana lebaran di Pakistan |
1. Belum Siap Berpisah Dengan Ramadhan
Ramadhan menjadi bulan beramal penuh orang-orang disana, sebagaimana saya melihat langsung di Pusat organisasi Dawateislami, ribuan orang beri’tikaf selama 30 hari full di masjid tanpa keluar kecuali hanya karena darurat.
Saya dan bersama 12 mubaligh lainnya melihat setiap sore sebelum berbuka puasa ribuan orang menangis histeris karena teralalu khusyu’ dalam bermunajat, munajat biasa di lakukan setelah pengajian tanya jawab fiqh bersama ulama besar Pakistan Syekh Ilyas Attar Qadiri.
Tangisan taubat ini semakin bertambah pada akhir Ramadhan ketika di bacakan syair-syair perpisahan dengan bulan Ramadhan, kesedihan ini bisa kita lihat di malam hari raya, orang-orang bersedih karena Ramadhan telah meninggalkan mereka, kebiasaan ini biasanya mereka sebut Chaand Raat.
2. Takut Tidak Bisa Mendapatkan Ramadhan Tahun Berikutnya
Entah bagaimana ulama-ulama Pakistan menanamkan mahabbah (cinta) untuk Ramadhan kepada muslimin yang ada di Pakistan, hingga mereka benar-benar ingin sekali 12 bulan semua menjadi bulan Ramadhan.
Ada banyak orang Pakistan yang ingin meninggal di Bulan Ramadhan, ini bisa kita dengarkan doa-doa mereka setelah pengajian. Dan hampir 11 bulan mereka selalu berdoa agar di pertemukan dengan Ramadhan.
Bahkan ketika saya di Pakistan, ada salah satu imam muda yang telah menghafal Al-Qur’an 30 Juz dengan mutqin meninggal dunia ketika menjadi imam tarawih, yang membuat saya kaget adalah imam ini masih berusia 10 Tahun.
3. Bulan Syawal Menjadi Bulan Puasa Sunnah
Hari kedua syawal orang-orang Pakistan sangat ramai berpuasa Sunnah 6 hari dibulan Syawal, karena menurut mereka Fadhillahnya sangat besar, sebagaimana hadist Rasulullah yang di riwayatkan oleh para ulama hadis “Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa”.
4. Pagi Hari Pertama Idul Fitri Pakistan Seperti Kota Mati
Orang Pakistan biasanya pada hari pertama Idul Fitri mereka melaksanakan shalat ied pada pagi hari, dan setelah itu mereka bersilaturrahim dengan kerabat dan sanak saudara, tapi ini cuma sebentar, karena paginya mereka istirahat sampai siang, dan setelah zuhur baru mereka lanjutkan berkunjung ke tetangga dan sanak saudara.
Kita bisa melihat kota Karachi yang super padat tetapi pada pagi hari raya menjadi kota mati tanpa suara bising motor dan suara manusia, yang terdengar hanya suara burung gagak.
5. Orang Pakistan Suka Menjamu Tamu
Dari beberapa negara yang telah saya kunjungi, dan melihat budaya dan keramahan penduduknya, maka Pakistan adalah negara yang paling suka rumah mereka di datangi tamu, apalagi jika ada turis atau pelajar dari luar negeri yang sedang berada di Pakistan.
Kami 12 orang mubaligh dari indonesia merasa kelelahan memenuhi undangan makan, apalagi di hari raya, bahkan undangan makan ini bisa sampai menyeberangi lautan karena yang mengundang adalah orang penduduk di pulau kecil dekat dengan pelabuhan Karachi.
Padahal mereka tidak mengenal kami dan kami tidak mengenal mereka, tetapi mereka mengetahui ada orang Indonesia datang ke Pakistan melalui TV Madani Channel, dan setelah itu mereka mengontak kantor Stasiun televisi berbahasa Urdu itu.
Tapi ketika kami datang, ternyata orang yang mengundang kami itu telah meninggal dunia, dan kami hanya di sambut oleh saudara mereka.
![]() |
Foto Teungku Syarif setelah bertamu ke salah satu pabrik di Pakistan |
6. Kue Lebaran Di Penuhi Dengan Manisan
Manisan di sana biasa disebut Gajar ka Halawa, saya sendiri tidak terlalu suka dengan halawa karena terlalu banyak gula, tetapi saya paling suka dengan sheer khurma. Sheer kurma ini merupakan kompilasi dari kurma, kacang-kacangan dan yang paling saya suka lagi samayya.
Ada lagi manisan khas Pakistan yang biasa disajikan di lebaran seperti jalebi, kue ini terbuat dari tepung dan digoreng setelah itu dicampuri dengan air gula. Ada juga makanan lainnya seperti lab e shireen dan Rabri kher yang rasanya seperti Jamu yang terbuat dari susu dan jahe.
Saya tidak tahu berapa angka penyakit diabetes di Pakistan, tapi saya lihat mereka sehat-sehat saja dan bahkan terkenal dengan sangat kuat.
7. Shalat Idul Fitrinya Berbeda Dengan Di Indonesia
Ada perbedaan hukum Shalat Idul Fitri di kalangan ulama mazhab, karena di Pakistan bermazhab Hanafi maka mereka menganggap bahwa hukumnya Fardhu A’in berbeda dengan kita yang bermazhab Syafi’i.
Di Mazhab Syafi’i hukum Shalat Idul Fitri adalah sunnah muakkadah atau sunnah yang sangat dikuatkan, ini sependapat dengan Imam Malik. Dan Menurut Imam Ahmad bin Hanbal hukumnya Fardhu Kifayah.
Ada perbedaan tata cara shalatnya juga antara kita dan orang Pakistan, seperti jumlah takbir sebelum membaca Surat Al-Fatihah. Di Mazhab Hanafi rakaat pertama bertakbir sebanyak 3 kali dan 3 kali juga pada raka’at kedua. Ini berbeda dengan kita yang bermazhab Syafi’i, di mazhab kita bertakbir sebanyak 7 kali pada raka’at pertama dan 5 kali pada raka’at kedua.
8. Anak Kecil Perempuan Di Penuhi Dengan Henna Tangan
Di Nusantara kebiasaan memakai henna tangan ketika ada pernikahan, tetapi ada yang berbeda dengan Pakistan dan India, disini tidak hanya pada hari pernikahan tapi pada hari besar seperti Idul Fitri Tangan anak-anak kecil penuh dengan henna dengan berbagai motif.
Mereka juga biasa memakai gelang, dan baju baru. Dan pemuda laki-laki biasanya memakai syal juga, syal mereka tidak seperti rida di Indonesia tapi syal mereka banyak motif dan ukirannya, jika di pakai di negara lain mungkin akan ada orang yang mengatakan “kenapa pakai selendang wanita?”.
9. THR Dengan Nominal Yang Nilai Tinggi
Orang Pakistan memang terkenal dengan ketaatan mereka dalam kebaikan dan dakwah, seperti halnya kurban dan zakat, Pakistanlah negara yang paling tinggi angka persentasenya jika dibandingkan dengan negara muslim lainnya.
Budaya berbagi sangat kental di Pakistan, seperti berbagi THR juga ada di Pakistan, penulis sendiri pernah mendapatkan Eidi atau THR dari 3 ulama besar Pakistan, seperti Amireahlussunnah Syekh Ilyas Attar Qadiri, Syekh Imran Attari dan Maulana Abdul Habib Attari.
Mereka membagikan THR keribuan murid mereka dan ke masyarakat. Ini sangat berbeda dengan di Indonesia, di tempat kita biasanya jika sowan hari raya dari muridlah yang mengasih hadiah untuk sang kiyai atau ustazd.
Tak hanya uang Rupee, tapi juga mereka membagikan permen, coklat, kismis, siwak, kacang-kacangan bahkan menghadiahkan buku dan kitab.
10. Kenyang dengan Makan Berat
Di Indonesia biasanya bertamu hanya di sajikan makanan ringan seperti kue. Di Pakistan tak hanya kue tapi nasi briani menjadi hidangan untuk tamu, bahkan ada juga ayam bakar dengan bumbu khas.
Biasanya makanan berat ini di sajikan ketika makan malam.
![]() |
Suasana Malam Idul Fitri di Karachi Pakistan |
11. Waktu Hari Raya Sampai Seminggu
3 Hari pertama kebanyakan orang Pakistan mengunjungi rumah saudara mereka, tapi pada hari ke-empat sampai ke-tujuh mereka tetap membuka rumah mereka untuk tamu.
Selain open house mereka juga biasa berekreasi ke berbagai tempat wisata.
12. Para Ulama Dan Santri Di Pakistan Berdakwah Di Hari Lebaran
Saya sedikit kaget dengan semangat dakwah orang-orang Pakistan, hari lebaran menjadi hari ladang menarik ummat agar tetap dalam jalan syariat Islam, maka tak heran ada ribuan dai, muballigh dan santri yang keluar dakwah pada hari lebaran ini.
Seperti halnya yang saya lihat di Dawateislami, mereka mengutus banyak anggota mereka ke berbagai desa untuk berdakwah, baik untuk menyampaikan khutbah hari raya maupun ceramah-ceramah di mesjid-mesjid. Kegiatan ini biasa di kenal dengan sebutan Madani Kafilah.
13. Berhari Raya Dengan Muslimin Dari 4 Benua Berbeda
Ini mungkin tidak dirasakan oleh semua orang Pakistan, akan tetapi hanya yang dari kalangan Dawateislami saja yang bisa merasakan hari raya bersama muslimin dari berbagai negara.
Pada 2018 itu, kami mewakili Indonesia untuk I’tikaf dan kaderisasi Muballigh, dan ini juga di ikuti oleh muballigh dari berbagai negara, seperti Kanada, Amerika, Inggris, Belgia, Sudan, Oman, Saudi Arabia, India, Nepal, Srilangka, Vietnam, Malaysia, China dan berbagai negara lainnya.
Dari tahun 2021 sampai sekarang penulis sudah menikmati 4 kali lebaran di Yaman. Untuk suasana lebaran di Yaman, silahkan baca postingan yang akan datang.
Jazakumllahu khairan.
Tidak ada komentar
Posting Komentar