Perayaan Idul Fitri di Negeri Sejuta Wali (Yaman)
Salah satu sahabat saya Kang Anggra dari Bekasi menanyakan kepada saya beberapa pertanyaan tentang Lebaran di Yaman, dan ini adalah pertanyaan beliau dan jawaban saya berdasarkan apa yang telah saya lihat langsung selama berada di Yaman.
- Apa yang membedakan perayaan Idul Fitri di Yaman dengan negara-negara lain, terkhususnya dengan negara kita Indonesia ?
Perbedaan pertama adalah di malam I’ed nya, bukannya senang malah banyak yang sedih karena berpisah dengan Ramadhan, makanya tak heran di rumah-rumah dan masjid-masjid 10 akhir Ramadhan banyak yang melantunkan syai’ir perpisahan dengan Ramadhan.
Yang kedua adalah waktu merayakan lebarannya berbeda jauh dengan negara-negara lainnya, biasanya di Indonesia Idul Fitri di rayakan tiga hari pertama bulan Syawal, tetapi ada yang berbeda dengan kota Tarim, masyarakat disini baru merayakan lebaran setelah mereka selesai berpuasa sunnah Syawal selama 6 hari berturut-turut, jadi mereka pada hari pertama ied hanya melaksanakan shalat sunnah Idul Fitri setelah itu silaturrahim sebentar sampai zuhur. Setelah itu suasananya kembali sepi seperti suasana Ramadhan.
Suasana Ramadhan di Yaman juga termasuk unik dan bagus juga, karena kota-kota di Yaman sangat sepi dari jam 2 malam sampai jam 16 sore, begitu juga pada 2-7 Syawal, suasananya sama seperti Ramadhan, semua orang menutup toko pada siang hari, dan baru membukanya pada waktu mau berbuka puasa.
![]() |
Mengunjungi Rumah Habib Umar Ketika Hari Raya |
Tradisi yang paling menonjol di sini (Yaman) pada hari raya Idul Fitri adalah tradisi ‘Uwad atau Open House dari kabilah-kabilah yang ada disini. Jadi kabilah A akan mengunjungi kabilah B, dan kibalah B akan mengunjungi kabilah A, sekali mengunjungi ada puluhan kabilah yang ikut dan para pembesar kabilah akan duduk di depan. Ini biasa di gelar pada 7 Syawal sampai beberapa hari setelahnya di kota Tarim.
Yang kedua adalah tradisi arak-arakan sebelum dan setelah shalat Idul Fitri, seperti contohnya arak-arakkan yang di gelar di distrik ‘Aidid Tarim, di sana ribuan masyarakat setempat dan ratusan penziarah dari 40 negara lebih berjalan kaki bersama Habib Umar bin Hafizd sampai ke Mesjid Jami’ Raudhah, setelah melaksanakan shalat sunnah, ada khutbah Idul Fitri yang super panjang dan penuh makna.
Ketika selesai khutbah akan ada musafahah atau berjabat tangan saling meminta maaf dan mengucapkan ucapan selamat ‘Ied. Setelah itu para ulama dan jama’ah akan keluar bersama-sama dan melanjutkan arak-arakan mengatar Habib Umar ke rumahnya, ketika arak-arakan ada pembawa bendera hijau yang sangat besar dan ditabuhi gendang dan menyandungkan nasyid nasyid hari lebaran.
Contoh lainnya seperti Shalat di Jabanah, dekat pemakaman sakral Zambal dimana disana setelah selesai khutbah ied masyarakat disana akan bersilaturrahim di jalan depan zambal, dan yang uniknya banyak penjual seperti pasar malam yang meramaikan sepanjang jalan depan pemakaman 10.000 wali itu.
![]() |
Suasana Lebaran di Depan Makam Haddad (uwad) |
Jika di Indonesia pada hari lebaran akan di seduhkan sirup atau teh, berbeda halnya dengan Yaman, disini setiap open house di sajikan qahwah (Kopi Khas Yaman) dan dengan satu bungkus kue atau kacang-kacangan.
Habib Umar bin Hafizd biasa menghidangkan nasi Mandi untuk ribuan orang setelah shalat ied di rumah beliau & Darul Musthafa dengan lauk Kambing, sambal indonesia dan kerupuk. Di Tambah dengan syai atau teh arab dengan berbagai jenis rasa, ada rasa jahe, syai ahmar, dan lain-lain.
Orang-orang Yaman Syimal atau Yaman Utara akan menghidangkan Roti Bintu Sohan,roti yang di bakar dan di dalamnya ada nampan besi. Roti ini akan di makan dengan madu. Mahasiswa Indonesia di Al-ahgaf juga merasakan kari kambing pada makan siang di hari pertama Syawal.
Syasyuka, kilabah tuna atau kilabah ayam juga menjadi hidangan yang sering disajikan ke tamu yang biasa bertamu pada pagi atau malam, karena masyarakat Yaman Selatan hanya makan nasi pada siang hari selebihnya cuma roti. Berbeda halnya orang Yaman Utara mereka hanya makan roti tanpa nasi, nasi mereka konsumsi hanya pada hari-hari besar.
4. Bagaimana masyarakat Yaman menghabiskan waktu selama hari raya Idul Fitri?
Masyarakat Yaman menghabiskan hari raya dimulai dengan menghidupkan malam Idul Fitri dengan qiyamullail, mengkhatamkan Al-Quran, munajat dan i’tikaf di masjid bersama tokoh-tokoh setempat, hingga setelah subuh memenuhi tempat shalat ied, setelah itu bersilaturrahim sebentar.
Pada 2 Syawal sampai 7 Syawal mereka mengisinya dengan puasa dan beribadah kepada Allah, tanggal 8-12/15 Syawal mereka akan mengisinya dengan mengunjungi sanak saudara ataupun kunjungan kabilah ke kabilah.
4. Bagaimana masyarakat Yaman menghabiskan waktu selama hari raya Idul Fitri?
Masyarakat Yaman menghabiskan hari raya dimulai dengan menghidupkan malam Idul Fitri dengan qiyamullail, mengkhatamkan Al-Quran, munajat dan i’tikaf di masjid bersama tokoh-tokoh setempat, hingga setelah subuh memenuhi tempat shalat ied, setelah itu bersilaturrahim sebentar.
Pada 2 Syawal sampai 7 Syawal mereka mengisinya dengan puasa dan beribadah kepada Allah, tanggal 8-12/15 Syawal mereka akan mengisinya dengan mengunjungi sanak saudara ataupun kunjungan kabilah ke kabilah.
5. Apakah ada tradisi khusus yang berkaitan dengan pakaian atau busana selama Idul Fitri di Yaman?
Di Yaman cara berpakian ada dua, ada pakaian yang sering dipakai orang Yaman Utara dan ada Orang Yaman Selatan. Di Hadhramaut dan Mahrah termasuk ke Yaman Zanub atau selatan, mereka disini berpakaian seperti orang Indonesia, cara berpakaian orang disini benar-benar berubah total mengikuti indonesia, ini tidak terlepas dari pengaruh para pendakwah dan pedagang Hadramaut yang bolak-balik Indonesia-Yaman.
Orang di Yaman Selatan pada hari raya sering memakai baju kemeja atau koko, dengan dilengkapi sarung baru, pecinya hanya peci putih biasa dan banyak juga yang memakai imamah putih yang panjang dan memakinya dengan rapi (bertingkat). Di Tarim Masyarakatnya terlihat semua memakai serba putih, bahkan jika kita memakai baju warna yang berbeda ini akan merasa berbeda sendiri.
Sedangkan orang Yaman Utara mereka biasa menggunakan pakaian khas mereka dengan sarung khas Yaman yang super panjang dan tebal, baju kemeja berwarna, dan imamah yang pendek dengan memakaikanya tanpa bertingkat, dan tetunya dilengkapi dengan senjata api pistol di kiri kanan lengkap dengan peluru yang berjejeran di gantungan tali senjata.
Yang tak tertinggal yang di pakai oleh orang Yaman Urara adalah Jambiah, sejata seperti pisau yang biasa di gunakan waktu berpergian kemana-mana, dengan meletakkannya di sarung khusus Jambiah di pinggangnya, kalau orang Aceh dulu sering memakai rencong, begitu juga dengan orang Yaman Utara disini yang sampai sekarang masih melestarikan cara berpakaian khas mereka.
Banyak para perantau yang balik ke Yaman, ada di antara mereka yang merantau ke Oman dan ketika balik ke Yaman mereka tetap menggunakan gamis khas Oman, ada juga yang merantau ke Saudi, makanya mereka juga memakai pakaian seperti di Saudi dengan surban merah yang dipakai di kepala meraka.
Sedangkan untuk masalah Tradisi khusus ya biasa di pakaikan oleh banyak wanita Syimal, mereka memakai abaya hitam dan dengan cadar yang penuh pernak-pernik besi, dengan tangan mereka di hiasi penuh dengan henna.
Sedangkat wanita di Yaman Selatan biasanya mereka hanya berpakaian biasa, abaya hitam tanpa ada pernak pernik. Dan memakai henna juga di lakukan oleh anak-anak perempuan kecil Tarim khususnya, wanita dewasa hanya menghias diri ketika di dalam rumah bersama mahramnya.
Di Yaman cara berpakian ada dua, ada pakaian yang sering dipakai orang Yaman Utara dan ada Orang Yaman Selatan. Di Hadhramaut dan Mahrah termasuk ke Yaman Zanub atau selatan, mereka disini berpakaian seperti orang Indonesia, cara berpakaian orang disini benar-benar berubah total mengikuti indonesia, ini tidak terlepas dari pengaruh para pendakwah dan pedagang Hadramaut yang bolak-balik Indonesia-Yaman.
Orang di Yaman Selatan pada hari raya sering memakai baju kemeja atau koko, dengan dilengkapi sarung baru, pecinya hanya peci putih biasa dan banyak juga yang memakai imamah putih yang panjang dan memakinya dengan rapi (bertingkat). Di Tarim Masyarakatnya terlihat semua memakai serba putih, bahkan jika kita memakai baju warna yang berbeda ini akan merasa berbeda sendiri.
Sedangkan orang Yaman Utara mereka biasa menggunakan pakaian khas mereka dengan sarung khas Yaman yang super panjang dan tebal, baju kemeja berwarna, dan imamah yang pendek dengan memakaikanya tanpa bertingkat, dan tetunya dilengkapi dengan senjata api pistol di kiri kanan lengkap dengan peluru yang berjejeran di gantungan tali senjata.
Yang tak tertinggal yang di pakai oleh orang Yaman Urara adalah Jambiah, sejata seperti pisau yang biasa di gunakan waktu berpergian kemana-mana, dengan meletakkannya di sarung khusus Jambiah di pinggangnya, kalau orang Aceh dulu sering memakai rencong, begitu juga dengan orang Yaman Utara disini yang sampai sekarang masih melestarikan cara berpakaian khas mereka.
Banyak para perantau yang balik ke Yaman, ada di antara mereka yang merantau ke Oman dan ketika balik ke Yaman mereka tetap menggunakan gamis khas Oman, ada juga yang merantau ke Saudi, makanya mereka juga memakai pakaian seperti di Saudi dengan surban merah yang dipakai di kepala meraka.
Sedangkan untuk masalah Tradisi khusus ya biasa di pakaikan oleh banyak wanita Syimal, mereka memakai abaya hitam dan dengan cadar yang penuh pernak-pernik besi, dengan tangan mereka di hiasi penuh dengan henna.
Sedangkat wanita di Yaman Selatan biasanya mereka hanya berpakaian biasa, abaya hitam tanpa ada pernak pernik. Dan memakai henna juga di lakukan oleh anak-anak perempuan kecil Tarim khususnya, wanita dewasa hanya menghias diri ketika di dalam rumah bersama mahramnya.
6. Apakah ada perbedaan dalam tradisi Idul Fitri antara kelompok etnis atau agama yang berbeda di Yaman?
Ada perbedaan antara kabilah Ba’lawi dengan Kabilah-kabilah lainnya, yang biasa berpuasa 6 hari awal Syawal adalah dari Bani Alawi sedangkan kabilah yang lainnya biasanya juga melakukan puasa sunnah, akan tetapi tidak di tentukan seperti di Tarim.
Bani Alawi yang di Tarim mereka baru open house secara total pada 8 Syawal setelah puasa sunnah, ini berbeda dengan daerah-daerah lain di yaman yang langsung berhari raya penuh pada awal Syawal.
Di Yaman Selatan penggunaan sejata api tidak sebanyak yang ada di Yaman Utara, di Yaman Utara ketika malam Idul Fitri dan acara-acara besar mereka menembakkan senjata api Ak-47 ke langit dengan bersamaan puluhan orang lainnya. Ini bukan ekstrem menurut mereka seperti halnya kita di Aceh ketika malam Idul Fitri perang meriam bambu dan karbit yang suaranya seperti bom granat.
7. Bagaimana masyarakat Yaman menjaga nilai-nilai tradisional dalam perayaan Idul Fitri di era modern?
Masyarakat di Yaman sangat percaya diri, karena mereka selalu menganggap bahwa Yaman adalah asal mulanya bangsa Arab, makanya budaya modern dan budaya yagg berbeda dengan Yaman sedikit susah masuk ke negeri Nabiyullah Hud ini karena adat istidat dan syariah masih sangat asri belum ternodai oleh barat.
Mereka meneruskan budaya dan ciri khas mereka dengan peran dari Ulama dan pemerintahan yang sekarang yang sangat mencintai syariat Islam. Ulama selalu menyampaikan pesan untuk mempertahankan nilai-nilai islam dan adat Yaman dan pemerintahan juga mensuport ulama dengan menerapkan berbagai kurikulum yang membahas keutumamaan negeri mereka.
8. Apakah terdapat perayaan atau festival lokal yang menjadi bagian dari tradisi Idul Fitri di Yaman?
Perayaan atau festival yang orang Yaman lakukan ketika lebaran salah satunya yaitu ulama dan setelah shalat ied akan menaik kuda dan berjalan bersama para masyarakat.
Setelah itu ada juga festival untuk anak-anak kecil yang mana di taman bermain itu di penuhi oleh orang berjualan mainan anak kecil dan bahkan ada juga badut yang suka menghibur anak-anak Yaman.
Di Yaman tidak ada takbir keliling dengan mobil hias atau obor, disini msyarakatnya hanya bertakbir di masjid-masjid.
Orang Yaman sering menyambut Ramadhan atau menyambut tamu, dengan tarian khas mereka, di Yaman Selatan biasanya orang-orang disini menempilkan tarian Al-Ghayad, Al-Habish, Al-Zarbadi dan Al-Shabwani dalam peralatan Shabwani ini biasa di pertunjukkan terutama kota-kota Shibam, Al-Hota, Al-Qattan dan ibukota Seiyun, meraka menampilkan tarian ini dengan jumlah puluhan orang tua dan pemuda yang telah memakai baju khas dan tentunya denga tongkat kayu.
Orang Yaman Utara biasanya mereka menari dengan senjata api ak-47, dulunya mereka menari dengan pedang tapi sekarang dengan senjata laras panjang yang menunjukkan kekuatan kabilah mereka. Ini biasanya di lakukan jika ada suatu kabilah yang bertamu ke kabilah yang lain.
9. Apakah ada ritual atau doa khusus yang dilakukan selama Idul Fitri di Yaman?
Amalan yang sering di lakukan oleh masyarakat disini adalah menjaga semangat ibadah di Ramadhan agar tetap berlanjut di selain bulan Ramadhan, orang-orang di Yaman tak terlepas dengan kajian Rauhah bersama ulama-ulama walaupun pada hari idul Fitri.
Takbir juga merupakan amalan yang di lazimkan oleh masyrakat disini pada malam Idul Fitri sampai melaksanakan shalat ied. Dan banyak dari mereka tidak tidur pada malam hari raya mereka memperbanyak shalat, doa dan takbir.
10. Bagaimana peran keluarga dalam merayakan Ramadhan dan Idul Fitri di Yaman? Apakah terdapat tradisi tertentu yang dilakukan oleh keluarga?
Tradisi yang biasa dilakukan oleh keluarga di Yaman hampir sama dengan di Indonesia, mereka saling berkunjung ke rumah tetangga dan saudara mereka. Dan setelah itu mereka akan menunggungu kunjungan orang lain di rumah mereka.
Kebiasan di Yaman, ibu-ibu rumah tangga akan membersigkan halaman rumah mereka sebelum hari ied, ini tidak kita lihat wanita yang keluar setiap hari untuk menyapu halaman rumah apalagi membakar sampah, kami hanya melihat perempuan disini membersihkan halaman umum dekat rumah mereka hanya untuk menyambut hari raya.
Mereka juga menghias rumah mereka dengan lampu-lampu dan kertas yell-yel ramadhan karim atapun ied mubarak.
11. Apakah ada tradisi bagi-bagi THR di Yaman ? atau yang semacamnya ?
Tradisi bagi THR hampir semua negara arab juga ada tradisi ini, bahkan disini kebiasan gaji guru sekolah juga dikasih pada beberpa hari sebelum lebaran, karena kebanyakan guru di Yaman tidak digaji oleh pemerintah tetapi mereka kebanyakan ikhlas dan jika ada yang membantu dari berbagai yayasan dan organisasi amal, mereka akan menerima.
Anak-anak kecil di Yaman tidak seberuntung anak-anak kecil yang ada di Jazirah Arab lainnya, yang tergolong kaya-kaya, di Yaman ada sekitar 4 juta anak yang putus sekolah dan ada 13 juta masyarakat yang kelaparan disebabkan perang dari 2012.
Di sini juga pada hari ied juga ada yang membagikan coklat dan permen ke anak-anak kecil dan oranf dewasa.
12. Apa yang dilakukan Santri & Mahasiswa Indonesia di Yaman yang tidak pulang ke Indonesia ketika Idul Fitri ?
Pada hari raya sekitar 5000 warga negara Indonesia yang sedang belajar dan bekerja di Yaman, mereka membagikan donasi melalui organisasi-organisasi indonesia yang ada di Yaman, baik donasi baju baru, baju bekas, zakat fitrah, sembako, thr walaupun hanya beberapa ribu riyal yamani untuk yang membutuhkan.
Pada hari pertama biasanya setiap pelajar yang di Yaman mereka menggelar halalbihal khusus daerah mereka di Kolam renang, sungai, kebun kurma, bahkan ada yang masak dan makan bersama di Gunung-gunung yang sering di sebut al-ahgaf.
Setelah itu mereka akan menelpon sanak saudaranya melalui whastapp ataupun aplikasi lainnya dengan menggunakan VPN. Kebiasannya mereka akan makan bersama di makan siang dengan lauknya kambing, setelah itu baru lanjut istirahat.
Sampai pada hari kedelapan Syawal baru mereka akan menghadiri berbagai open House yang di gelar oleh beberapa kabilah di sini.
Ada perbedaan antara kabilah Ba’lawi dengan Kabilah-kabilah lainnya, yang biasa berpuasa 6 hari awal Syawal adalah dari Bani Alawi sedangkan kabilah yang lainnya biasanya juga melakukan puasa sunnah, akan tetapi tidak di tentukan seperti di Tarim.
Bani Alawi yang di Tarim mereka baru open house secara total pada 8 Syawal setelah puasa sunnah, ini berbeda dengan daerah-daerah lain di yaman yang langsung berhari raya penuh pada awal Syawal.
Di Yaman Selatan penggunaan sejata api tidak sebanyak yang ada di Yaman Utara, di Yaman Utara ketika malam Idul Fitri dan acara-acara besar mereka menembakkan senjata api Ak-47 ke langit dengan bersamaan puluhan orang lainnya. Ini bukan ekstrem menurut mereka seperti halnya kita di Aceh ketika malam Idul Fitri perang meriam bambu dan karbit yang suaranya seperti bom granat.
7. Bagaimana masyarakat Yaman menjaga nilai-nilai tradisional dalam perayaan Idul Fitri di era modern?
Masyarakat di Yaman sangat percaya diri, karena mereka selalu menganggap bahwa Yaman adalah asal mulanya bangsa Arab, makanya budaya modern dan budaya yagg berbeda dengan Yaman sedikit susah masuk ke negeri Nabiyullah Hud ini karena adat istidat dan syariah masih sangat asri belum ternodai oleh barat.
Mereka meneruskan budaya dan ciri khas mereka dengan peran dari Ulama dan pemerintahan yang sekarang yang sangat mencintai syariat Islam. Ulama selalu menyampaikan pesan untuk mempertahankan nilai-nilai islam dan adat Yaman dan pemerintahan juga mensuport ulama dengan menerapkan berbagai kurikulum yang membahas keutumamaan negeri mereka.
8. Apakah terdapat perayaan atau festival lokal yang menjadi bagian dari tradisi Idul Fitri di Yaman?
Perayaan atau festival yang orang Yaman lakukan ketika lebaran salah satunya yaitu ulama dan setelah shalat ied akan menaik kuda dan berjalan bersama para masyarakat.
Setelah itu ada juga festival untuk anak-anak kecil yang mana di taman bermain itu di penuhi oleh orang berjualan mainan anak kecil dan bahkan ada juga badut yang suka menghibur anak-anak Yaman.
Di Yaman tidak ada takbir keliling dengan mobil hias atau obor, disini msyarakatnya hanya bertakbir di masjid-masjid.
Orang Yaman sering menyambut Ramadhan atau menyambut tamu, dengan tarian khas mereka, di Yaman Selatan biasanya orang-orang disini menempilkan tarian Al-Ghayad, Al-Habish, Al-Zarbadi dan Al-Shabwani dalam peralatan Shabwani ini biasa di pertunjukkan terutama kota-kota Shibam, Al-Hota, Al-Qattan dan ibukota Seiyun, meraka menampilkan tarian ini dengan jumlah puluhan orang tua dan pemuda yang telah memakai baju khas dan tentunya denga tongkat kayu.
Orang Yaman Utara biasanya mereka menari dengan senjata api ak-47, dulunya mereka menari dengan pedang tapi sekarang dengan senjata laras panjang yang menunjukkan kekuatan kabilah mereka. Ini biasanya di lakukan jika ada suatu kabilah yang bertamu ke kabilah yang lain.
9. Apakah ada ritual atau doa khusus yang dilakukan selama Idul Fitri di Yaman?
Amalan yang sering di lakukan oleh masyarakat disini adalah menjaga semangat ibadah di Ramadhan agar tetap berlanjut di selain bulan Ramadhan, orang-orang di Yaman tak terlepas dengan kajian Rauhah bersama ulama-ulama walaupun pada hari idul Fitri.
Takbir juga merupakan amalan yang di lazimkan oleh masyrakat disini pada malam Idul Fitri sampai melaksanakan shalat ied. Dan banyak dari mereka tidak tidur pada malam hari raya mereka memperbanyak shalat, doa dan takbir.
10. Bagaimana peran keluarga dalam merayakan Ramadhan dan Idul Fitri di Yaman? Apakah terdapat tradisi tertentu yang dilakukan oleh keluarga?
Tradisi yang biasa dilakukan oleh keluarga di Yaman hampir sama dengan di Indonesia, mereka saling berkunjung ke rumah tetangga dan saudara mereka. Dan setelah itu mereka akan menunggungu kunjungan orang lain di rumah mereka.
Kebiasan di Yaman, ibu-ibu rumah tangga akan membersigkan halaman rumah mereka sebelum hari ied, ini tidak kita lihat wanita yang keluar setiap hari untuk menyapu halaman rumah apalagi membakar sampah, kami hanya melihat perempuan disini membersihkan halaman umum dekat rumah mereka hanya untuk menyambut hari raya.
Mereka juga menghias rumah mereka dengan lampu-lampu dan kertas yell-yel ramadhan karim atapun ied mubarak.
11. Apakah ada tradisi bagi-bagi THR di Yaman ? atau yang semacamnya ?
Tradisi bagi THR hampir semua negara arab juga ada tradisi ini, bahkan disini kebiasan gaji guru sekolah juga dikasih pada beberpa hari sebelum lebaran, karena kebanyakan guru di Yaman tidak digaji oleh pemerintah tetapi mereka kebanyakan ikhlas dan jika ada yang membantu dari berbagai yayasan dan organisasi amal, mereka akan menerima.
Anak-anak kecil di Yaman tidak seberuntung anak-anak kecil yang ada di Jazirah Arab lainnya, yang tergolong kaya-kaya, di Yaman ada sekitar 4 juta anak yang putus sekolah dan ada 13 juta masyarakat yang kelaparan disebabkan perang dari 2012.
Di sini juga pada hari ied juga ada yang membagikan coklat dan permen ke anak-anak kecil dan oranf dewasa.
12. Apa yang dilakukan Santri & Mahasiswa Indonesia di Yaman yang tidak pulang ke Indonesia ketika Idul Fitri ?
Pada hari raya sekitar 5000 warga negara Indonesia yang sedang belajar dan bekerja di Yaman, mereka membagikan donasi melalui organisasi-organisasi indonesia yang ada di Yaman, baik donasi baju baru, baju bekas, zakat fitrah, sembako, thr walaupun hanya beberapa ribu riyal yamani untuk yang membutuhkan.
Pada hari pertama biasanya setiap pelajar yang di Yaman mereka menggelar halalbihal khusus daerah mereka di Kolam renang, sungai, kebun kurma, bahkan ada yang masak dan makan bersama di Gunung-gunung yang sering di sebut al-ahgaf.
Setelah itu mereka akan menelpon sanak saudaranya melalui whastapp ataupun aplikasi lainnya dengan menggunakan VPN. Kebiasannya mereka akan makan bersama di makan siang dengan lauknya kambing, setelah itu baru lanjut istirahat.
Sampai pada hari kedelapan Syawal baru mereka akan menghadiri berbagai open House yang di gelar oleh beberapa kabilah di sini.
![]() |
Suasana Mukalla Yaman di Malam Hari, Penulis Bersama Masyarakat Sekitar |
1 komentar
MasyaAllah
BalasHapusPosting Komentar